PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH
bagian ke-2
bagian ke-2
Dari kami : Tim www.mahasiswa-um.com
BAB II
PENGGUNAAN BAHASA
PENGGUNAAN BAHASA
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis skripsi bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar.
Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) (lihat Lampiran).
- Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek dan/atau keterangan.
- Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat penjelas.
- Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di- Indonesia-kan.
- Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan menggunakan huruf miring.
- Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
- Hal-hal yang harus dihindari:
a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami, kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian.
c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan fungsi di dan ke sebagai kata depan).
e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya ilmiah.
Beberapa contoh kesalahan yang sering dijumpai dalam penyusunan skripsi beserta koreksinya adalah sebagai berikut:
Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat
Salah:
Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan
Salah:
Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat dari perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki posisi tawar yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah keatas mengalir deras.
Benar:
Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah ke atas mengalir deras.
Contoh 3: Penggunaan tanda kurung
Salah:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah direorganisasi menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).
Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi)
Angkatan Bersenjata Republik Indones (ABRI) telah direorganisasi menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil
Salah:
Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian diantaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Benar:
Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian diantaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Contoh 5: Penggunaan tanda baca
Salah: (tanpa spasi sebelum tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam pemilihan umum ?
Salah: (tanpa titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam pemilihan umum?.
Benar: (tanda tanya tanpa spasi dan tidak ada titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam pemilihan umum?
Contoh 6: Jika-maka
Salah:
Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga otonomi politik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam menyelesaikan persolan-persoalan di daerahnya.
Benar:
Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam penyelesaikan persoalan-persoalan di daerahnya.
Kami persembahkan juga untuk Anda :
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-1
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-3
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-4
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah bagian ke-5
Artikel ini kami persembahkan untuk Anda atas kerja keras semua Tim www.mahasiswa-um.com. Untuk itu, hargailah kerja keras kami dengan mencantumkan link sumber: www.mahasiswa-um.com, bila mengcopy/menyalin artikel ini.
www.mahasiswa-um.com
1 comments so far
trima kasih atas tulisannya bro..
..
teruslah berkarya broo...
semangat, sebagai pejuang dan pemikir...
Ketik Komentar Anda, Klik "Select profile", Pilih Name/URL, Ketik Nama Anda, Klik "Lanjutkan", Klik "Poskan Komentar". Terima kasih atas Komentar Anda.
EmoticonEmoticon